Cimahi, Kemendikbudristek --- Sebagai upaya akselerasi nilai tambah untuk pengembangan kompetensi Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK), Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Kependidikan Ilmu Pengetahuan Alam (P4TK IPA), Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menggelar Science, Technology, Engineering, and Mathematics (STEM) Education Leadership. Acara ini merupakan hasil kerja sama dengan meriSTEM, National Institute of Education, Singapura yang telah dimulai sejak pertengahan 2021 guna mengembangkan komunitas sains di satuan pendidikan.
Dalam keterangan tertulisnya, Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Dirjan GTK), Iwan Syahril mengatakan bahwa salah satu pendekatan pembelajaran yang dapat mengakomodir karakteristik pembelajaran abad ke-21 adalah STEM. “Pembelajaran STEM memperlihatkan kepada peserta didik bagaimana konsep-konsep, prinsip-prinsip sains, teknologi, rekayasa, dan matematika digunakan secara terintegrasi untuk mengembangkan produk, proses, dan sistem yang memberikan manfaat untuk kehidupan manusia,” ujarnya pada hari Kamis (14/4).
Pada kesempatan terpisah, Kepala P4TK IPA, Enang Ahmadi turut menambahkan bahwa rangkaian STEM Education Leadership kali ini telah masuk ke kegiatan kedua yakni pendampingan implementasi pembelajaran STEM pada sekolah percontohan (nuclei school). “Terdapat 20 sekolah di kota/kabupaten terpilih di Indonesia yang menjadi nuclei school. Pendampingan akan dilakukan dalam empat siklus sepanjang Maret hingga April 2022 secara hibrida dengan pendamping yang telah dilatih oleh P4TK IPA dan pengamat (observer) dari unsur Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) setempat serta pihak National Institute of Education (NIE) Singapura,” jelasnya.
Lili Indarti, Kepala Subpokja Kerjasama Luar Negeri P4TK IPA menambahkan bahwa kegiatan ini merupakan salah satu di antara rangkaian kegiatan yang telah diagendakan untuk dilaksanakan pada 2022 hingga 2023. Harapannya dari berbagai rangkaian kegiatan pembelajaran berbasis STEM ini, para guru memperoleh pemahaman penerapan pembelajaran yang meningkatkan kompetensi abad 21 bagi siswa. Selain itu, kegiatan ini menjadi bentuk diseminasi nuclei school kepada satuan pendidikan lainnya yang merupakan bentuk dari kepemimpinan pembelajaran.
Salah satu lokasi nuclei school terpilih di Cimahi, Jawa Barat yaitu Sekolah Mengah Pertama Islam Terpadu (SMPIT) Nur Al Rahman melaksanakan siklus keempat dari kegiatan pendampingan implementasi pembelajaran STEM melalui gerakan kelas terbuka (open class) yang berlangsung kamis lalu (14/4).
"Kami merasa bangga sekolah kami meski usia operasionalnya baru dimulai tahun 2019, namun terpilih sebagai nuclei school,” ujar Kepala SMPIT Nur Al Rahman, Jarwo saat meninjau pelaksanaan gerakan kelas terbuka.
Gerakan kelas terbuka (open class) di SMPIT Nur Al Rahman terbagi ke dalam empat kelompok dari 25 siswa kelas VIII-A. Guru mata pelajaran IPA yang merupakan guru peserta STEM Education Leadership, Salindri Widatami menyampaikan materi pembelajaran mengenai efek rumah kaca (glass house).
“Kami melihat seluruh siswa yang terlibat dalam pembelajaran hari ini aktif dalam sesi diskusi maupun presentasi. Telah muncul rasa percaya diri dari siswa dalam mengajukan pertanyaan kepada guru maupun teman kelasnya,” jelas Tan Aik Ling, perwakilan dari NIE, Singapura yang hadir secara daring sebagai pengamat. Ia berpesan kepada peserta guru untuk tetap melakukan inovasi, mengaplikasikan ilmu yang diperoleh dan menantang guru untuk mempersiapkan topik lain yang lebih baik.
Di akhir gerakan kelas terbuka, Jarwo berharap Kemendikbudristek dapat meneruskan program sejenis secara berkelanjutan. “Yang telah dilakukan Kemendikbudristek sudah baik, tidak membeda-bedakan sekolah dalam keikutsertaan STEM Education Leadership ini, kiranya pendampingan berkelanjutan untuk guru tetap diberikan,” pungkasnya. Kegiatan ini turut pula disaksikan Kepala Seksi Kurikulum, Dinas Pendidikan Kota Cimahi, Tohari secara daring. (Andrew Fangidae/Denty A.)
sumber : https://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2022/04/kemendikbudristek-dorong-berkembangnya-komunitas-sains-berbasis-stem-di-satuan-pendidikan